Adzan saat Badai agar Badai Berhenti, Perlukah?

Adzan saat Badai agar Badai Berhenti, Perlukah?

adzan-saat-badai


Bismillah

Apakah kalian pernah mengalami terjangan badai saat tengah melakukan perjalanan? Menegangkan sekali, bukan? Hal ini mungkin saja terjadi di tengah perjalanan kita.

Bagi yang mempunyai hoby mendaki, mungkin pernah merasakan diterjang oleh badai saat tengah asik berkemah atau pada saat melakukan pendakian. Ketika kejadian ini menimpa, yang bisa dilakukan adalah mencari tempat perlindungan dan meminta perlindungan kepada Yang Mahakuasa. Sulit untuk melakukan hal lain selain itu. Untuk meminta bantuan pun sangat sulit karena badai di luar sedang menyambar.

Saat badai terjadi, beberapa orang mengumandangkan adzan dengan harapan agar badai menjadi reda. Sepertinya ini sudah menjadi tradisi di beberapa tempat. Namun, apakah hal itu sudah tepat dan sesuai dengan yang Islam ajarkan?

    masjid
    Sumber : Pixabay

  • Adzan dan Fungsinya

Perlu diketahui, syarat diterimanya suatu amalan adalah :

  1. Melakukan sesuatu dengan ikhlas (Ikhlas)
  2. Melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk dari Al-quran dan SunnahNabi Salallahu 'Alaihi Wasallam (Ittiba')

Jika mengerjakan sesuatu hanya dengan rasa ikhlas dan mengabaikan apa yang telah dicontohkan oleh Nabi Salallahu 'Alaihi Wasallam, maka amalan itu tertolak. Begitu juga sebaliknya. Jika hanya mengikuti petunjuk yang ada tanpa disertai rasa ikhlas, maka amalan itu juga tertolak dan sia-sia.

Sedangkan fungsi adzan sendiri adalah sebagai pengingat bahwa waktu shalat telah masuk. Sampai saat ini, ane belum pernah mendengar bahwa Nabi Salallahu 'Alaihi Wasallam melakukan adzan pada saat badai dengan harapan badai itu akan reda. Memang ada lafadz adzan tambahan pada saat hujan. Berdasarkan apa yang dilakukan oleh sahabat Ibnu 'Umar :


عَنِ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّهُ نَادَى بِالصَّلَاةِ فِي لَيْلَةٍ ذَاتِ بَرْدٍ وَرِيحٍ وَمَطَرٍ، فَقَالَ فِي آخِرِ نِدَائِهِ: أَلَا صَلُّوا ‌فِي ‌رِحَالِكُمْ، أَلَا صَلُّوا فِي الرِّحَالِ، ثُمَّ قَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَأْمُرُ الْمُؤَذِّنَ، إِذَا كَانَتْ لَيْلَةٌ بَارِدَةٌ، أَوْ ذَاتُ مَطَرٍ فِي السَّفَرِ، أَنْ يَقُولَ: «أَلَا صَلُّوا ‌فِي  ‌رِحَالِكُمْ
'Dari Ibnu 'Umar, bahwa beliau menyeru untuk sholat pada malam yang dingin dan hujan angin. Maka beliau berkata di akhir seruannya : "ala shalluu fii rihalikum" kemudian berkata : sesungguhnya Rasulullah Salallahu 'Alaihi Wasallam pernah menyuruh muadzin, jika malam sangat dingin, atau terjadi hujan di safar untuk mengumandangkan "alaa shalluu fii rihaalikum" '  (H.R. Muslim)

Berdasarkan hadits di atas, kita tahu bahwa ada lafadz tambahan yang dikumandangkan ketika adzan pada saat terjadi malam yang sangat dingin, atau hujan angin. Tetapi, penambahan itu bukan bertujuan agar hujan angin menjadi reda. Tetapi bertujuan untuk memberitahu orang-orang agar tidak pergi ke masjid untuk melakukan shalat berjama'ah, dan melakukan shalat di rumah masing-masing karena situasi yang tidak memungkinkan. Jadi, mengumandangkan adzan pada saat badai dengan tujuan membuat badai mereda atau berhenti merupakan sesuatu yang tidak tepat.

Lalu, apa yang harus dilakukan?

  • Amalan saat Terjadi Angin

Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wasallam telah berpesan kepada kita agar tidak mencela angin. Berdasarkan sabda Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasallam yang diriwayatkan oleh Imam At-tirmidzi, dari Ubay bin Ka'ab Radhiyallahu 'Anhu, Beliau berkata : 

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " لا تَسُبُّوا الرّيحَ، فإنْ رأيْتُمْ ما تَكْرَهُونَ فَقُولوا: اللَّهُمَّ إنَّا نَسْألُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ الرّيحِ، وخَيْرِ ما فِيها، وَخَيْرِ ما أُمِرَتْ بِهِ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرّ هَذِهِ الرّيحِ وَشَرّ ما فِيها وَشَرّ ما أُمِرَتْ بِهِ " قال الترمذي: حديث حسن صحيح
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda : "Janganlah kalian mencela angin. Jika kalian melihat apa yang kalian tidak suka, maka katakanlah : Ya Allah, sesungguhnya kami meminta kepada-Mu kebaikan dari angin ini kepadamu, dan kebaikan apa yang ada di dalamnya, dan kebaikan apa yang diperintahkan kepadanya. Dan kami berlindung kepada-Mu dari kejelekan angin ini, dan kejelekan apa yang ada di dalamnya, dan kejelekan apa yang diperintahkan kepadanya'." At-tirmidzi berkata : hadits hasan shahih

Dari hadits di atas, kita dilarang untuk mencela angin. Hadits di atas juga terdapat do'a yang diajarkan oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam ketika menemui angin. Yaitu :

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْألُكَ مِنْ خَيْرِ هَذِهِ الرّيحِ، وخَيْرِ ما فِيها، وَخَيْرِ ما أُمِرَتْ بِهِ، وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرّ هَذِهِ الرّيحِ وَشَرّ ما فِيها وَشَرّ ما أُمِرَتْ بِهِ

Di saat berpergian, terkadang seseorang menemukan beberapa kesulitan dalam perjalanannya. Entah itu kesulitan untuk makan, minum, kekurangan tidur, atau yang lainnya. Terkadang seseorang juga berhadapan dengan sesuatu yang tidak disangka-sangka, seperti badai dan angin ribut. Itu memang menjadi sebuah risiko. Meminta perlindungan kepada Allah menjadi hal yang sangat penting. Namun, diperlukan sumber yang jelas jika mengkhususkan suatu amalan. Sama halnya seperti mengkhususkan adzan pada saat badai dengan harapan badai tersebut menjadi reda atau berhenti.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala memberi taufiq dan hidayah kepada kita semua.

Baca juga : Traveling Asik Tanpa Bablas

_____________________________________________________
Referensi ane untuk menulis artikel ini adalah :
  1. Al-Wajiiz Fii Fiqh As-sunnah Wal Kitabil Aziz, karya syaikh Abdul Adzhim Badawi
  2. Shahih Muslim, karya Abu Al-husain Muslim bin Al-hajjaj bin Muslim Al-qusyairi An-naisaburi
  3. Al-adzkar Linnawaawi, karya Abu Zakarya Yahya bin Syarf An-nawawi
Dan beberapa artikel :
  1. Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal. 2008. Beberapa Amalan Ketika Turun Hujan. https://rumaysho.com/671-beberapa-amalan-ketika-turun-hujan.html
  2. Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal. 2012. Safar Bagian dari Adzab. https://rumaysho.com/2671-safar-bagian-dari-adzab.html

Komentar

  1. pernah dulu gan malem2 abis isya... satu kampung ngumanndangin adzan semua... jangan lupa mampir balik ya ke animblo.com

    BalasHapus

Posting Komentar