Traveling Asik Tanpa Bablas

Traveling Asik Tanpa Bablas

traveling-asik-tanpa-bablas


Bismillahirrahmanirrahim
Ada masanya ketika kita sudah lelah melihat hiruk pikuk perkotaaan beserta polusainya. Ada saatnya ketika seorang pekerja sudah pusing dengan pekerjaan kantornya, seorang pelajar sudah menggaruk-garuk kepala karena pusing memikirkan pekerjaan sekolahnya, atau seorang mahasiswa tingkat akhir yang sudah sering melihat dosen pembimbingnya sibuk menggambar di atas naskah skripsinya.

Ketika seseorang sudah sampai pada titik jenuh, ada baiknya orang itu mengambil beberapa saat dari kesibukannya untuk menjernihkan pikirannya. Mundurlah beberapa langkah untuk mendapatkan lompatan yang lebih jauh. Mengambil sebagian waktu luang dari banyaknya waktu luang untuk menarik nafas dan mempersiapkan diri untuk memacu dirinya kembali. Sesekali, mesin perlu beristirahat agar performanya bisa optimal.

Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengistirahatkan diri. Traveling asik bisa menjadi pilihan. Pergi keluar rumah untuk beberapa saat mungkin akan sangat menarik, apalagi ditemani oleh keluarga atau beberapa kawan. Pergi ke museum, berenang di tepi sungai, atau berkemah di gunung ditemani oleh cemilan serta sedikit canda tawa mungkin akan menjadi hal berkesan yang sulit dilupakan.

Islam membolehkan kita untuk melakukan hal-hal tersebut. Karena itu adalah suatu yang mubah (halal) yang diperbolehkan. akan tetapi, ada batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar oleh seorang muslim. Agar traveling tidak berujung celaka, maka ada baiknya kawan-kawan traveler muslim memperhatikan hal-hal ini :

  • Jangan Lupa dengan Kewajiban

Beberapa muslim mungkin sering lalai dengan kewajibannya saat melakukan traveling. Ketika sholat, misalnya. Ketika melakukan perjalanan ke tempat yang jauh, ada beberapa traveler muslim yang tidak mengerjakan shalat. Alasannya pun beragam. Ada yang kesulitan mencari tempat untuk sholat, dan banyak alasan lainnya. Padahal, jika seorang berpergian ke tempat yang jauh, orang itu tetap dibebani kewajiban shalat. Namun ia mendapatkan keringanan karena berstatus sebagai seorang musafir. Ia bisa menjamak dan mengqhasar shalat.

  • Tidak Membahayakan Diri

Tidak membahayakan diri saat pergi berpetualang harus terus kamu perhatikan. Jangan sampai niat hati ingin bersenang-senang, malah berakhir dengan bersusah-susah. Seperti saat pandemi ini, misalnya. Jika sudah terdengar informasi bahwa kota A terkena wabah dan sulit dikendalikan, kita gak perlu penasaran dan masuk ke dalam kota itu. Nabi Salallahu 'Alaihi Wasallam pun melarang kita untuk membuat kemudharatan dan memudharatkan orang lain.

Masih banyak contoh yang lain. Intinya, stay safe dan tetap ikuti syari'at ketika berpetualang!

  • Pilah-Pilih Destinasi

Kenapa memilih destinasi harus pilih-pilih? Agar selamat, itulah jawabannya...
Karena setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan yan berbeda, maka pilihlah destinasi yang tidak membahayakan untuk dirimu. Jika kamu takut ketinggian, jangan naik wahana yang berhubungan dengan ketinggian. Jika kamu tidak bisa berenang, jangan coba-coba menyelam ke dalam palung mariana. Usahakan untuk tidak mengunjungi situs-situs ibadah agama lain. Sebab, itu suatu hal yang terlarang. Lagipula, kita tidak boleh mengganggu mereka jika mereka tidak mengganggu kita.

Destinasi ini mungkin bisa jadi pertimbangan untuk kamu. Cek di sini.

  • Pilah-pilih teman

Memilih teman jalan yang cocok bisa berpengaruh pada petualanganmu. Hindari berpergian seorang diri. Karena jika terjadi hal-hal yang di luar dugaan, temanmu akan siap mencari pertolongan. Usahakan untuk pergi bersama dua, atau tiga orang temanmu. Angkatlah satu orang dari kelompokmu untuk menjadi ketua perjalanan.

Jangan ajak orang-orang yang tidak berhak kamu ajak untuk berpergian. Seperti istri tetangga, misalnya. Kamu tentu tahu alasannya. Jika kamu mempunyai istri, tentu kamu boleh untuk mengajaknya berpetualang bersamamu.

  • Jalan Jalan di Waktu Luang

Jika kamu memiliki waktu luang yang agak panjang, kita memang punya kesempatan untuk mengunjungi lebih banyak tempat. Tetapi jangan terlalu nge-gas dan berlebihan untuk jalan-jalan. Gunakanlah waktu luang yang diberikan kepada kita untuk berpetualang. Namun, tidak perlu meluangkan waktu untuk berpetualang. Kita bisa melakukan petualangan pada hari-hari libur tanpa harus meliburkan diri untuk berpetualang. 
Kita bisa mendapatkan banyak manfaat dan ilmu baru dari petualangan kita. Namun, jika petualangan kita kebablasan hanya akan membuang-buang waktu yang bermanfaat. Ingat, tujuan jalan-jalan adalah untuk mengembalikan pikiran agar lebih segar dan lebih semangat, bukan untuk membuang-buang waktu. ingat, kita akan ditanya tentang waktu kita, untuk apa kita habiskan?

Jadi, sesuaikan destinasimu dengan waktu yang kamu punya.


Traveling memang menyenangkan. Traveling pun bisa menjadi ibadah jika kita menyertainya dengan niat yang baik. Berniat berpetualang untuk memikirkan ciptaan Sang Pencipta, misalnya. Suatu hal yang mubah, jika disertai dengan niat yang benar akan bernilai ibadah. Tetapi jika tidak mempersiapkan diri, bisa jadi itu akan menjadi bumerang untukmu. Terlebih jika kamu melanggar syari'at yang telah ditetapkan. Kamu bisa mendapatkan kerugian dua kali. Maka persiapkanlah petualangan kalian dengan matang, ikuti syari'at, stay safe, dan nikmatilah hidangan alam!

Komentar

  1. Betul sekali, berpetualang di tempat wisata jangan melupakan shalat bagaimana pun kondisinya harus diatasi karena kewajiban tetap menjadi wajib. Sepertinya blogger traveler nih. Makasih tipsnya ya.

    BalasHapus

Posting Komentar