4 Kesalahan saat Buang Air di Gunung

4 Kesalahan saat Buang Air di Gunung

Kesalahan-buang-air-saat-mendaki

Bismillah

ada yang punya rencana untuk mendaki gunung? Sebelum itu, perlu kalian ketahui hal ini:
Jangan berharap untuk menemui pasar swalayan, bahkan warung kecilpun sulit untuk kamu temukan. Risiko lainnya adalah : sulit untuk menemukan toliet. Bahkan, mungkin kamu tidak akan menemukannya sampai kalian kembali ke basecamp.

Tidak ada yang dapat menyangkal bahwa buang air merupakan kebutuhan setiap kita. Normalnya, kita akan masuk ke dalam toilet beberapa kali dalam sehari. Tapi, bagaimana jadinya jika kita berada di atas gunung dan ingin buang air?

jika kalian ingin buang air tetapi tidak terdapat toilet, ada adab dan tata cara yang harus diperhatikan. Sayangnya, beberapa dari kita tidak tahu atau tidak peduli dengan itu. Berikut adalah beberapa kesalahan yang dilakukan saat buang air di gunung. Sebenarnya, mungkin ada beberapa kesalahan yang lain, tapi saya hanya dapat merangkum 4 hal ini. Mari kita lihat :

"Numpang-numpang Pengen Buang Air"

hutan

Siapa yang pernah mengucapkan kalimat di atas? kalian harus tahu bahwa ini adalah salah satu kesalahan. Kalimat ini biasa diucapkan diiringi dengan rasa takut, dan harapan agar tidak diganggu 'penunggu'. Bukankah begitu?

Jika kalian melakukan ini, artinya kalian sudah menunjukkan rasa takut kepada selain Allah Subhanahu. Hati-hati, kalian bisa jatuh ke dalam kesyirikan. Dan yang kedua, ucapan ini jelas bertentangan dengan yang diajarkan Nabi Shalallahu'alaihi Wasallam.

Jadi, apa yang harus diucapkan?
Coba kita perhatikan sabdan Nabi Shalallahu'alaihi Wasallam :
ستر ما بين أعين الجن و عورات بني آدم إذ دجل أحدهم الخلاء أن يقول : بسم الله
Pembatas antara pengelihatan jin dengan aurat anak adam adalah : jika salah satu diantara mereka masuk kamar mandi, hendaknya berkata : Bismillah

Jadi, sudah tahu harus mengucapkan apa?

Baca juga : Adzan saat Badai agar Badai Berhenti, Perlukah?
Baca juga : Apakah Hantu Itu Ada?

Buang Air di Sembarang Tempat

Ini dia kelakuan yang bikin jenegkel. Bayangkan saja, menginjak kotoran hewan di pinggir jalan saja sudah membuat jengkel, apalagi kotoran manusia?

silang

Jika berbicara tentang adab, tentu tidak akan ada yang mengatakan bahwa buang air di sembarang tempat merupakan adab yang baik. Jika memang perlu buang air, hindarilah tempat-tempat berikut :

Jalur Pendakian

jalan-setapak

Tahanlah diri kalian untuk buang air di sekitar area jalur pendakian. Kenapa? Karena tempat itu adalah tempat yang sering dilewati orang. Bisa jadi bekas kotoranmu terinjak oleh orang lain yang lewat. Islam juga melarang seseorang untuk buang air di jalan yang biasa dilewati orang. Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu'alaihi Wasallam :

اتقوا الاعنين. قالوا : و ما الاعنان يا رسول الله؟ قال : (الذي يتخلى في طريق الناس او في ظلهم
"Takutlah kalian terhadap dua hal yang mengundang laknat". Mereka berkata : "apa dua hal yang mengundang laknat tersebut, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab : "orang yang buang air di jalan yang dilewati manusia, atau di tempat berteduh mereka."

Apakah kalian masih tetap nekat untuk buang air di jalan?

Tempat Orang Biasa berteduh

tempat-berteduh

Tempat ini juga termasuk tempat yang dilarang untuk kamu menuntaskan keperluanmu. Kalian gak mau kan, ketika sedang melepas penat di shelter atau di pohon misalnya, tiba-tiba kalian menduduki bekas air seni orang lain? Atau lebih parah lagi, kalian menduduki 'ranjau' orang lain?

Sumber Air, Mata Air, atau Air yang Tidak Mengalir

air

Ketika mendaki, air adalah suatu yang berharga. Terkadang, para pendaki harus menghemat air karena sumber air yang jauh. Khawatir jika persediaan air habis di tengah jalan. Tapi apa jadinya ketika bersusah-susah untuk menemukan air, ketika menemukan sumber air, airnya sudah dicemari oleh air seni orang lain?

Botol

botol-isi-air-seni
Sumber : Facebook

Ada beberapa kasus pendaki yang membuang air seninya di dalam botol, lalu dibuang begitu saja dengan botolnya. Tindakan ini seharusnya tidak dilakukan oleh orang yang mengaku pecinta alam.

Jika ingin buang air saat mendaki, menjauhlah dari jalur pendakian sampai tidak terlihat orang lain. Kalian bisa masuk ke semak-semak. Jangan tuangkan air seni kalian ke dalam botol. Biarkanlah jatuh ke tanah. Karena airnya akan menguap dan baunya akan hilang.

Menghadap atau Membelakangi Kiblat saat Buang Air

Terdapat larangan untuk buang air menghadap kiblat, atau membelakanginya. Berdasarkan hadits Nabi Shallalahu'alaihi Wasallam :

إذا أتيتم الغائط فلا تستقبلوا القبلة ولا تستدبرواها
Jika kalian mendatangi suatu tempat untuk buang air besar, maka jangan menghadap kiblat atau membelakanginya.

Tidak Membersihkan Sisa Buang Air

air-dan-kain

Kebiasaan ini biasanya dilakukan oleh para laki-laki, khususnya setelah buang air kecil. Tahukah kalian, jika kebiasaan ini adalah salah satu dari pengundang laknat dan adzab kubur?

Pernah suatu hari, ketika Nabi Shalallahu'alaihi Wasallam berjalan menghampiri dua kuburan. Lalu beliau bersabda :

إنما ليعذبان. و مايعذبان في كثير. أما أحدهما فكان لا يستنزه من بوله. و أما ﻵخر فكان يمشي بين الناس بالنميمة
Sesungguhnya mereka berdua sedang diadzab. Mereka tidak diadzab disebabkan perkara yang banyak. Salah satunya karena tidak membersihkan sisa air seninya. Dan satunya lagi, dia berjalan ditengah-tengah orang dengan namimah.

Ketika selesai menuntaskan hajat kalian, pastikan kalian membersihkan sisa kotorannya. Tidak ada air bukan menjadi alasan untuk tidak membersihkannya. Kalian bisa membersihkannya dengan tiga buah batu, atau dengan benda lainnya. Asalkan memenuhi beberapa syarat :

  1. Bukan tulang atau kotoran
  2. Bukan suatu yang berharga (seperti uang kertas, dll)
  3. Dapat mengangkat najis


Baca Juga : Sulit Menemukan Air? Tayammum Solusinya

Jika akan buang air di gunung, perhatikanlah alam sekitarmu. Jangan sampai keindahannya rusak oleh tangan manusia. Membuang sampah botol saja sudah merusak, apalagi buang sampah yang isinya air seni?

Perhatikanlah adab-adab ketika buang air. Jangan sampai kalian mengambil hak dan kenyamanan orang lain. Memang kondisi di gunung dan di rumah berbeda. Tapi, itulah risiko yang harus ditanggung.

"Allah tidak ingin menyusahkan dirimu, tetapi Allah ingin menyucikanmu. Dan menyempurnakan nikmat-Nya untuk kalian, agar kalian bersyukur.
(Lihat Al-Maaidah (5) : 6)

------------------------------------------
Sumber bacaan :

Al-Badawi, Abdul Adzhim. 2017. Al-Wajiz fii Fiqhi As-Sunnah wal Kitabil Aziz.

Hadidi, Marwan. 2012. Adab Buang Air. http://wawasankeislaman.blogspot.com/2012/02/fiqh-buang-air_06.html.(diakses 11 September 2020)

Komentar

  1. makasih sharingnya bremanfaat bagi yang mau daki, karena buang air itu gak bisa ditahan

    BalasHapus

Posting Komentar